Seberapa sering kamu mendengar kalimat "Hidup adalah Pilihan"?
Hidup bukan pilihan. Tapi, hidup penuh dengan pilihan.
Dan tidak semua pilihan menjadi pilihanmu.
Seberapa sering kamu mendengar kalimat "Hidup adalah Pilihan"?
Hidup bukan pilihan. Tapi, hidup penuh dengan pilihan.
Dan tidak semua pilihan menjadi pilihanmu.
Namamu siapa? Cukup. Kamu pasti tahu jawabannya. Pertanyaan pertama saat
bertemu orang baru untuk berkenalan. Tapi, bukan pertanyaan itu yang
cocok dilontarkan ketika ingin berkenalan dengan diri sendiri.
Pertanyaannya, siapa kamu?
Jika kamu menjawab dengan yakin dan percaya diri bahwa aku adalah seorang yang narasinya bisa kamu tambahkan sendiri di sini, itu cukup baik. Kamu sangat tau siapa kamu di mata orang-orang. Tapi, bagaimanakah kamu di mata dirimu sendiri? Cerita ini ditujukan untuk berbagi bagaimana aku berkenalan dengan diri sendiri di mata diri sendiri.
Mulai dari aku adalah seorang yang periang. Tidak. Sepertinya aku tidak selalu riang. Jika aku ingat-ingat lagi sepertinya aku lebih banyak tidak riangnya. Apa sebenarnya aku seorang yang tidak riang?
Aku adalah orang yang pandai bersosialisasi dan memiliki banyak teman. Setelah aku telusuri selama beberapa hari, waktuku lebih banyak untuk bersantai di sudut kamar dengan tidak ada satu teman pun bahkan. Aku juga tidak berinteraksi sepanjang hari dengan teman-teman. Apakah aku masih pandai bersosialisasi dan punya banyak teman?
Aku adalah orang yang menyenangkan. Aku suka melihat orang-orang sangat nyaman ada di dekatku. Diajak bermain, bercanda, tertawa, bercerita, dan banyak. Tapi apa aku menyenangkan bagi diriku?
Sebenarnya, aku baru mulai berkenalan dengan diriku sendiri. Ternyata prosesnya cukup panjang dan melelahkan. Kadang kita harus bertengkar dulu dengan ekspektasi sendiri. Sebenarnya aku bukan orang yang tidak riang, tapi aku tidak cukup riang untuk menjadi periang. Aku bukan tidak pandai bersosialisasi dan tidak punya banyak teman, tapi aku cukup punya banyak waktu untuk bermain bersama diriku sendiri. Dan apa aku menyenangkan bagi diriku sendiri? Jawabannya adalah tidak juga.
Banyak hal lain yang perlu ditanyakan kepada diri sendiri. Aku tidak bisa menuliskannya satu per satu dalam diksi yang akrab dengan banyak orang. Cukup sampai di sini penggalan percakapanku dengan diri sendiri. Ternyata berkenalan dengan diri sendiri membuat kita tahu seberapa batas atas dan batas bawah kita terhadap sesuatu. Kita juga harus dapat menerima bahwa kita punya ruang kemampuan sendiri. Kamu boleh berekspektasi tapi realistislah dengan dirimu sendiri. Kalau kamu belum bisa menerima itu, berarti kamu belum mengenal dirimu sendiri dari sudut pandang dirimu sendiri.
Bahasan ini sebenarnya sangat panjang. Nanti ngobrol lagi ya, Aku!
Overthingking adalah hal yang normal saja menurutku karena semua punya pikiran dan kecemasan akan sesuatu. Biasanya, akan terjadi ketika waktu lenggang dan aktivitas yang tidak begitu padat. Biasanya lagi, datangnya malam hari yang membuat kita terjaga terlalu pagi bahkan. Apa iya?
Dengar dan resapi bahwa setiap orang memiliki masalah. Bedanya, ya kamu tidak tau pasti masalah mereka. Kamu tau pasti masalahmu. Jadi tidak bisa dibandingkan, kan?
Fokuslah untuk memikirkan solusinya, bukan masalahnya. Kalau tidak ada solusinya, cari. Kalau masih tidak ada, iklaskan. Aku rasa tidak semua masalah ada solusinya, jadi pelajari dulu baik-baik apa yang kamu hadapi.